metabolit sekunder dan jenis-jenis senyawanya dalam tumbuhan


        Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa organik yang terdapat didalam tumbuhan, pada umumnya senyawa ini memiliki kemampuan bioaktif.Berbagai jenis senyawa metabolit sekunder telah digunakan sebagai obat atau model untuk membuat obat baru.Sejak dahulu tumbuhan Artocarpus banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan pengobatan (Erwin, 2010).
Senyawa metabolit pada tumbuhan terbagi menjadi dua jenis, yaitu metabolit primer dan sekunder. Metabolit primer berperan dalam pertumbuhan tanaman secara langsung, sedangkan metabolit sekunder tidak. Metabolit sekunder diproduksi oleh tanaman untuk perlindungan tanaman itu sendiri, salah satu contohnya adalah antibiotik, pigmen dan toksin serta inhibitor enzim (Nofiani, 2008). Metabolit sekunder digunakan untuk pertahanan dan perkembangbiakan tumbuhan dikarenakan sifat toksiknya bagi hewan dan dikeluarkan saat dalam kondisi terancam. Selain itu, metabolit sekunder juga dapat berfungsi dalam pengobatan penyakit pada manusia (Harbone, 1987).

Metabolit sekunder tersebar secara merata di semua bagian tanaman, seperti akar, daun, dan batang tanaman. Senyawa metabolit sekunder diproduksi melalui jalur di luar biosintesa karbohidrat dan protein (Shantosh dkk, 2007).  Metabolit sekunder adalah senyawa-senyawa hasil biosintetik turunan dari metabolit primer yang umumnya diproduksi oleh organisme yang berguna untuk pertahanan diri dari lingkungan maupun dari serangan organisme lain. Hasil metabolit sekunder dari tanaman merupakan produk alam yang potensial sebagai bahan baku obat (Motomasa, 1998). Metabolit sekunder dapat diaplikasikan dalam bidang farmakologi, seperti; sebagai antioksidan, antibiotik, antikanker, antikoagulan darah, menghambat efek karsinogenik, selain itu metabolit sekunder juga dapat dimanfaatkan sebagai antiagen pengendali hama yang ramah lingkungan (Samsudin & Khoiruddin, 2008).
Senyawa metabolit sekunder yang umum terdapat pada tumbuhan yaitu; alkaloid, flavanoid, steroid, saponin, terpenoid dan tannin (Harborne, 1987). Setiap senyawa memiliki peranan yang penting pada tanaman yang menghasilkan metabolit tersebut dan tidak semua organisme mengandung senyawa sejenis.
Adapun penjelasan dan contoh dari senyawa metabolit sekunder dalam tumbuhan : 
1.          Alkaloid adalah kandungan senyawa bahan aktif yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Senyawa ini terkonsentrasi dalam jumlah yang tinggi pada beberapa bagian tanaman (Hamdado dan Illing, 2013). Struktur alkaloid secara umum terdiri dari 1 atom nitrogen yang bersifat basa dan termasuk bagian heterosiklik. Alkaloid banyak ditemukan dalam bentuk padatan tapi juga dapat ditemukan dalam bentu amorf (cairan). Fungsi alkaloid bagi tumbuhan belum diketahui secara pasti, tetapi para ahli menyatakan bahwa alkaloid berperan sebagai perlindungan tumbuhan terhadap penyakit dan hama, control pertumbuhan, dan mempertahankan keseimbangan ion dalam tumbuhan (Ramadhan dan Phasa, 2010).

2.          Senyawa flavonoid yang telah berhasil diisolasi dari berbagai tumbuhan diketahui mempunyai aktivitas biologi yang menarik, seperti bersifat toksik terhadap sel kanker, menghambat pelepasan histamin, anti jamur dan anti bakteri (Mulyani dkk, 2013). Flavoniod tergolong senyawa fenolik yang merupakan antioksidan kuat yang dapat mencegah oksidatif sel dan memiliki aktivitas anti kanker yang kuat. Senyawa organik ini pada tanaman berfungsi untuk melindungi tanaman dari stres dari lingkungannya, berperan sebagai filter UV dan sebagai molekul sinyal (Miles dan Bone, 2003).

3.          senyawa Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang didapat dari hasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Senyawa yang termasuk turunan steroid misalnya, kolestrol, ergosterol, progesteron, dan estrogen. Pada umumnya steroid berfungsi sebagai hormon dan steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. 

4.  Saponin adalah suatu glikosida yang ada pada seluruh tanaman dengan konsetrasi bergantung pada varietas tanaman dan tahap pertumbuhannya. Saponin berperan penting dalam sistem pertahanan tanaman. Keberadaan saponin dapat ditandai dengan adanya rasa pahit, pembentukan busa yang stabil pada larutan cair dan mampu membentuk persenyawaan dengan kolesterol. Senyawa organik ini juga  memiliki rasa yang pait, sehingga pada tanaman yang sama, kandungan saponin pada tanaman yang sudah matang lebih sedikit dibanding yang belum matang, sehingga tanaman yang belum matang pada umumnya terasa lebih pahit (Francis dkk, 2002).

      5. Tanin adalah senyawa yang mempunyai BM 500-3000 dan mengandung sejumlah besar gugus hidroksi fenolik yang memungkinkan adanya ikatan silang yang efektif dengan protein dan molekul-molekul lain seperti polisakarida, asam amino, asam lemak dan asam nukleat (Fahey and Berger, 1988). Tanin dikelompokkan menjadi; tanin yang mudah terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin yang mudah terhidrolisis merupakan polimer gallic dan ellagic acid yang berikatan ester dengan sebuah molekul gula, sedangkan tannin terkondensasi merupakan polimer senyawa flavonoid dengan ikatan karbon-karbon berupa cathecin dan gallocathecin. Tanin dapat berinteraksi dengan protein dan ada membentuk tiga ikatan, yaitu: (1) ikatan hidrogen, (2) ikatan ion, (3) ikatan kovalen (Patra dan Saxena, 2010).

Comments

  1. Best No Deposit Bonus Codes in India - Herzamanindir.com
    5 steps1.Visit the official website of No Deposit India.
    Benefits ventureberg.com/ of using 바카라 사이트 a 출장안마 no deposit bonus.
    Benefits of using a no deposit bonus.
    Benefits of using a no deposit bonus.
    Online Sincere Accessory domain deccasino www.online-bookmakers.info

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pembuatan Larutan NaOH 50%

Penentuan Kadar NaCl dalam Garam Dapur (FAYANS)

Penentuan Kadar NaCl dalam Garam Dapur (VOLHARD)